Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet
maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi
untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh
telematika.
Di Indonesia, pengaturan dan pelaksanaan mengenai berbagai bidang usaha
yang bergerak di sektor telematika diatur oleh Direktorat Jenderal
Aplikasi Telematika. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat
DitJen APTEL) adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen di
bidang Aplikasi Telematika yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Fungsi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL) meliputi:
• Penyiapan perumusan kebijakan di bidang e-government, e-business,
perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi
dan audit aplikasi telematika;
• Pelaksanaan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat
lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit
aplikasi telematika;
• Perumusan dan pelaksanaan kebijakan kelembagaan internasional di
bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten,
pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi
telematika;
• Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang
e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan
telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika;
• Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan infrastruktur dan manajemen aplikasi sistem informasi pemerintahan pusat dan daerah;
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika.
Sumber : http://robeeon.net/search/perkembangan+Telematika+Di+Indonesia
TEKNOLOGI WIRELESS
Pendahuluan
Teknologi jaringan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat,
berbagai teknologi diciptakan untuk membantu manusia dalam
berkomunikasi. Kalau pada era tahun 80-an teknologi jaringan komputer
masih mengandalkan pada jaringan kabel, saat ini basis jaringan tersebut
sudah banyak ditinggalkan karena keterbatasannya, seperti besarnya
biaya yang harus di keluarkan oleh organisasi jika menggunakan teknologi
ini (
wired network), selain itu teknologi ini juga tidak flexibel karena sangat tergantung pada kabel.
Pada intinya jaringan wireless ini memiliki prinsip dasar sama dengan
jaringan konvensional yang menggunakan kabel bedanya terletak pada
media pengantar datanya. Jika pada jaringan konvensional menggunakan
kabel sebagai media pengantar data antar komputer, pada Jaringan
Wireless
proses penyampaian data dilakukan melalui udara dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik.
Sehubungan dengan luas nya dunia pengetahuan mengenai teknologi
jaringan ini, maka penulis hanya membahas pada teknologi wireless yang
digunakan pada tipe Wireless Local Area Network (WLAN).
Definisi
Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan perangkat
elektronik yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga
terbentuk sebuah jaringan komunikasi data dengan menggunakan media
udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Jika LAN masih menggunakan
kabel sebagai media lintas data, sedangkan wireless menggunakan media
gelombang radio/udara. Penerapan dari aplikasi wireless network ini
antara lain adalah jaringan nirkabel diperusahaan, atau mobile
communication seperti handphone, dan HT.
Macam-macam type dari teknologi wireless antara lain :
- 1. Wireless Personal Area Network (WPAN), mewakili teknologi personal area network wireless seperti :
-
Radio Frequensi (RF) Teknologi
yang sudah lama digunakan namun, pasti kita tidak begitu sadar itu
merupakan salah satu Wireless, dan RF ini merupakan perintis dari
teknologi Wireless yang ada saat ini.
-
Infra Red (IR).
yaitu Sinar Infra Merah yang sebelum dipakai pada ponsel sebagai alat
transmisi data, teknologi ini digunakan dalam Remote TV atau berbagai
Remote lain-nya.
-
Bluetooth Teknologi BlueTooth
ini merupakan modifikasi dari Frekuensi Radio, berbeda dengan Infra Red
yang menggunakan medium cahaya. BlueTooth ini merupakan teknologi
wireless standard pada ponsel yang berfungsi untuk pertukaran data dari
jarak dekat menggunakan frekuensi radio sebesar 2,4Ghz.
- 2. Wireless Wide Area Network (WWAN),
WWAN meliputi teknologi dengan daerah jangkauan luas seperti selular
2G, 3G, 4G, Cellular Digital Packet Data (CDPD), Global System for
Mobile Communications (GSM), dan CDMA.
Kemunculan Teknologi Wireless ini dimulai dari peralatan handheld
yang mempunyai kegunaan yang terbatas karena ukurannya dan kebutuhan
daya. Tapi, teknologi berkembang, dan peralatan handheld menjadi lebih
kaya akan fitur dan mudah dibawa. Telepon mobil (Handphone), telah
meningkat kegunaannya yang sekarang memungkinkannya berfungsi sebagai
PDA selain telepon.
Smart phone adalah gabungan teknologi
telepon mobil dan PDA yang menyediakan layanan suara normal dan email,
penulisan pesan teks, paging, akses web dan pengenalan suara. Generasi
berikutnya dari telepon mobil, menggabungkan kemampuan PDA, IR, Internet
wireless, email dan global positioning system (
GPS).
Pembuat juga menggabungkan standar, dengan tujuan untuk menyediakan
peralatan yang mampu mengirimkan banyak layanan. Perkembangan lain yang
akan segera tersedia padalah sistem global untuk teknologi yang berdasar
komunikasi bergerak (berdasar GSM) seperti
General Packet Radio Service (GPRS),
Local Multipoint Distribution Service (LMDS), Enhanced Data GSM Environment (EDGE), dan
Universal Mobile Telecommunications Service (UMTS).
- 3. Wireless Local Area Network (WLAN), WLAN, mewakili local area network wireless, termasuk diantaranya adalah 802.11, HiperLAN, dan beberapa lainnya.
IEEE 802.11
IEEE 802.11
adalah
standar yang diberikan IEEE (
Institute of Electrical and Electronics Engineers) untuk penggunaan jaringan wireless (
Wireless Local Area Networks – WLAN)
Terdapat tiga varian terhadap standard atau protocol tersebut yaitu:
- 1. 802.11a
Standar 802.11a digunakan untuk mendefiniskan jaringan wireless yang
menggunakan frekuensi 5 GHz. Kecepatan jaringan ini lebih cepat dari
standar standar 802.11b pada kecepatan transfer sampai 54 Mbps.
Untuk menggunakan standar 802.11a, perangkat-perangkat komputer (
devices)
hanya memerlukan dukungan kecepatan komunikasi 6 Mbps, 12 Mbps, dan 24
Mbps. Standar 802.11a juga mengoperasikan channel/ saluran 4 (empat)
kali lebih banyak dari yang dapat dilakukan oleh standar 802.11 dan
802.11b. Walaupun standar 802.11a memiliki kesamaan dengan standar
802.11b pada lapisan Media Access Control (MAC), ternyata tetap tidak
kompatibel dengan standar 802.11 atau 802.11b karena pada standar
802.11a menggunakan frekuensi radio 5 GHz sementara pada standar 802.11b
menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Walaupun standar 802.11a tidak
kompatibel dengan standar 802.11b, beberapa vendor/ perusahaan pembuat
perangkat Access Point berupaya menyiasati ini dengan membuat semacam
jembatan (bridge) yang dapat menghubungkan antara standar 802.11a dan
802.11b pada perangkat access point buatan mereka. Access point tersebut
di buat sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan pada 2 (dua) jenis
standar yaitu pada standar 802.11a dan standar 802.11b tanpa saling
mempengaruhi satu sama lain.
Standar 802.11a merupakan pilihan yang amat mahal ketika di
implementasikan. Hal ini disebabkan karena standar ini memerlukan lebih
banyak Access point untuk mencapai kecepatan komunikasi yang tertinggi.
Penyebabnya adalah karena pada kenyataannya bahwa gelombang frekuensi 5
GHz memiliki kelemahan pada jangkauan.
- 2. Standar 802.11b
Standar 802.11b merupakan standar yang paling banyak digunakan di
kelas standar 802.11. Standar ini merupakan pengembangan dari standar
802.11 untuk lapisan fisik dengan kecepatan tinggi. 802.11b digunakan
untuk mendefinisikan jaringan
wireless direct-sequence spread spectrum (DSSS) yang menggunakan gelombang frekuensi
indusrial,
scientific,
medicine
(ISM) 2,4 GHz dan berkomunikasi pada kecepatan hingga 11 Mbps. Ini
lebih cepat daripada kecepatan 1 Mbps atau 2 Mbps yang ditawarkan oleh
standar 802.11a. Standar 802.11b juga kompatibel dengan semua perangkat
DSSS yang beroperasi pada standar 802.11.
Standar ini menyediakan metode untuk perangkat-perangkat tersebut
untuk mencari (discover), asosiasi, dan autentikasi satu sama lain.
Standari ini juga menyediakan metode untuk menangani tabrakan (
collision) dan fragmentasi dan memungkinkan metode enkripsi melalui protokol WEP (
wired equivalent protocol).
- 3. Standar 802.11g
Standar 802.11g pada dasarnya mirip dengan standar 802.11a yaitu
menyediakan jalur komunikasi kecepatan tinggi hingga 54 Mbps. Namun,
frekuensi yang digunakan pada standar ini sama dengan frekuensi yang
digunakan standar 802.11b yaitu frekuensi gelombang 2,4 GHz dan juga
dapat kompatibel dengan standar 802.11b. Hal ini tidak dimiliki oleh
standar 802.11a. Seperti standar 802.11.a, perangkat-perangkat pada
standar 802.11g menggunakan modulasi OFDM untuk memperoleh kecepatan
transfer data berkecepatan tinggi. Tidak seperti perangkat-perangkat
pada standar 802.11a, perangkat-perangkat pada standar 802.11g dapat
secara otomatis berganti ke
quadrature phase shift keying (QPSK) untuk berkomunikasi dengan perangkat-perangkat pada jaringan wireless yang menggunakan standar 802.11b.
Dibandingkan dengan 802.11a, ternyata 802.11g memiliki kelebihan
dalam hal kompatibilitas dengan jaringan standar 802.11b. Namun masalah
yang mungkin muncul ketika perangkat-perangkat standar 802.11g yang
mencoba berpindah ke jaringan 802.11b atau bahkan sebaliknya adalah
masalah interferensi yang di akibatkan oleh penggunaan frekuensi 2,4
GHz. Karena seperti dijelaskan di awal bahwa frekuensi 2,4 GHz merupakan
frekuensi yang paling banyak digunakan oleh perangkat-perangkat
berbasis wireless lainnya.
- 4. Standart 802.11n
IEEE 802.11n didasarkan pada standar 802,11 sebelumnya dengan
menambahkan multiple-input multiple-output (MIMO) dan 40 MHz ke lapisan
saluran fisik (PHY), dan frame agregasi ke MAC layer. MIMO adalah
teknologi yang menggunakan beberapa antena untuk menyelesaikan informasi
lebih lanjut secara koheren dari pada menggunakan satu antena. Dua
manfaat penting MIMO adalah menyediakan keragaman antenna dan spasial
multiplexing untuk 802.11n.
Kemampuan lain teknologi MIMO adalah menyediakan Spatial Division Multiplexing (
SDM).
SDM secara spasial multiplexes beberapa stream data independen,
ditransfer secara serentak dalam satu saluran spektral bandwidth. MIMO.
SDM dapat meningkatkan throughput data seperti jumlah dari pemecahan
stream data spatial yang ditingkatkan. Setiap aliran spasial membutuhkan
antena yang terpisah baik pada pemancar dan penerima. Di samping itu,
teknologi MIMO memerlukan rantai frekuensi radio yang terpisah dan
analog-ke-digital converter untuk masing-masing antena MIMO yang merubah
biaya pelaksanaan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem
non-MIMO.
Saluran 40 MHz adalah fitur lain yang dimasukkan ke dalam 802.11n
yang menggandakan lebar saluran dari 20 MHz di 802.11 PHY sebelumnya
untuk mengirimkan data. Hal ini memungkinkan untuk penggandaan kecepatan
data PHY melebihi satu saluran 20 MHz. Hal ini dapat diaktifkan di 5
GHz mode, atau dalam 2,4 GHz jika ada pengetahuan yang tidak akan
mengganggu beberapa 802.11 lainnya atau sistem non-802.11 (seperti
Bluetooth) menggunakan frekuensi yang sama.
Arsitektur coupling MIMO dengan saluran bandwidth yang lebih luas
menawarkan peningkatan fisik transfer rate melebihi 802.11a (5 GHz) dan
802.11g (2,4 GHz).
Tabel 1. Perbandingan standar jaringan 802.11
Diagram skematik dari dua aplikasi pada wireless LAN dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini :
Dari gambar dapat kita amati ilustrasi dari dua aplikasi wireless LAN.
- Infrastructure wireless LAN
Pada aplikasi ini, untuk mengakses suatu server adalah dengan
menghubungkannya ke suatu wired LAN , di mana suatu intermediate device
yang dikenal sebagai
Portable Access unit (PAU) digunakan. Typical-nya daerah cakupan PAU berkisar antara 50 hingga 100 m.
- Ad hoc wireless LAN
Pada Ad hoc wireless LAN suatu kumpulan komputer portabel
berkomunikasi satu dengan yang lainnya untuk membentuk self-contained
LAN. Pada jaringan ini, komunikasi antara satu perangkat komputer satu
dengan yang lain dilakukan secara spontan/ langsung tanpa melalui
konfigurasi tertentu selama sinyal dari Access Point dapat di terima
dengan baik oleh perangkat-perangkat komputer di dalam jaringan ini.
Jenis-jenis Perangkat keras (Hardware) Wireless :
Wireless LAN
(Wireless Local Area Network)
pada dasarnya sama dengan jaringan Local Area Network yang biasa kita
jumpai. Hanya saja, untuk menghubungkan antara node device antar client
menggunakan media wireless, channel frekuensi serta
SSID (
Service Set Identifier) yang unik untuk menunjukkan identitas dari wireless device. Komponen pada WLAN
Untuk bisa mengembangkan sebuah mode WLAN, setidaknya diperlukan empat komponen utama yang harus disediakan, yaitu :
- Access Point, Access Point akan menjadi sentral
komunikasi antara PC ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat
jika jaringan yang dikembangkan milik sebuah korporasi pribadi. Access
Point ini berfungsi sebagai konverter sinyal radio yang dikirimkan
menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui perangkat WLAN
lainnya untuk kemudian akan dikonversikan kembali menjadi sinyal radio
oleh receiver.
- Wireless LAN Interface, Alat ini biasanya merupakan
alat tambahan yang dipasangkan pada PC atau Laptop. Namun pada beberapa
produk laptop tertentu, interface ini biasanya sudah dipasangkan (build in)
pada saat pembeliannya. Namun interface ini pula bisa diperjual belikan
secara bebas dipasaran dengan harga yang beragam. Disebut juga sebagai
Wireless LAN Adaptor USB.
- Mobile/Desktop PC, Perangkat akses untuk pengguna (user) yang harus sudah terpasang media Wireless LAN interface baik dalam bentuk PCI maupun USB.
- 4. Antena External, digunakan untuk memperkuat daya pancar. Antena ini bisa dirakit sendiri oleh client (user), misal : antena kaleng.
Perangkat lunak (
software)
yang lazim dan biasa digunakan untuk mengetahui/mencari
sinyal/gelombang wifi selain yang ada dari driver perangkat keras itu
sendiri yang telah terpasang pada sistem operasi antara lain adalah :
AP Locator, InSSIDer, NetStumbler, Airsnort, Easy Wifi Radar, MhotSpot, Advanced Hot Scanner, dan lain sebagainya.
Keuntungan & Kekurangan dari ”Wireless Fidelity (Wi-Fi)
Keuntungan Wireless (Wi-Fi) :
- Pemakai tidak dibatasi ruang gerak dan hanya dibatasi pada jarak jangkauan dari satu titik pemancar WIFI.
- Jarak pada sistem WIFI mampu menjangkau area 100 feet atau 30M
radius. Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti
booster yang berfungsi sebagai relay yang mampu menjangkau ratusan
bahkan beberapa kilometer ke satu arah (directional). Bahkan hardware
terbaru, terdapat perangkat dimana satu perangkat Access Point dapat
saling merelay (disebut bridge) kembali ke beberapa bagian atau titik
sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar dibeberapa titik
dalam suatu ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN.
- Perangkat wireless untuk teknologi wireless Wi-Fi ini sudah umum digunakan dan harganya sudah menjadi relatif murah.
- Sebagian besar notebook tipe terbaru sudah dilengkapi dengan perangkat network wireless dengan teknologi Wi-Fi ini.
- Area jangkauan yang lebih fleksible dikarenakan tidak dibatasi oleh
jaringan distribusi seperti bila menggunakan kabel UTP maupun fiber
optic. Secara teoritis dengan daya pancar 100mW sudah dapat menjangkau
area (berbentuk lingkaran) 1 – 2 km didukung dengan tinggi tower yang
memadai.
- Memungkinkan Local Area Network untuk di pasang tanpa kabel, hal ini
juga sekaligus akan mampu mengurangi biaya untuk pemasangan dan
perluasan jaringan. Selain itu juga Wi-Fi dapat dipasang di area yang
tidak dapat di akses oleh kabel, seperti area outdoor.
- Wi-Fi merupakan pilihan jaringan yang sangat ekonomis karena harga paket ship Wi-Fi yang terus menurun.
- Produk Wi-Fi tersedia secara luas di pasaran.
- Wi-Fi adalah kumpulan standard global di mana klien Wi-Fi yang sama
dapat bekerja di negara-negara yang berbeda di seluruh dunia.
- Protocol baru untuk kualitas pelayanan dan mekanisme untuk
penghematan tenaga membuat Wi-Fi sangat cocok untuk alat yang bentuknya
sangat kecil dan aplikasi yang latency-sensitif (contohnya : suara dan
video).
- Network ini di design untuk punya symetric up and down speed.
Kekurangan Wireless (Wi-Fi) :
Jaringan Wi-Fi bukanlah produk yang tidak memiliki kelemahan. Paparan
kelemahan disini adalah bila dibandingkan dengan jaringan kabel.
Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis,
yakni kelemahan pada konfigurasi dan pada jenis enkripsi yang digunakan.
Contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi adalah karena terlalu
mudahnya membangun sebuah jaringan wireless. Karena Wi-Fi menggunakan
teknologi tanpa kabel, maka pancarannya dapat diterima oleh setiap
individu yang berada di dalam lingkungan penerimaan. Jika AP tidak
dipasang dengan sempurna, ia akan menjadi ancaman untuk sistem komputer
yang berada di dalam jaringan tersebut. Walaupun kecepatan Wi-Fi adalah
11Mbps, ia jarang bisa sampai ke tahap tersebut disebabkan oleh gangguan
gelombang radio di kawasan sekitarnya.
Intinya, kelemahan Wi-Fi adalah :
- Untuk menggunakan WiFi kita harus ada di area yang dijangkau oleh WiFi atau istilahnya ‘hotspot’.
- Area jangkauan WiFi masih kecil, sinyalnya kurang bisa menembus tembok.
- Access Point lebih mudah disusupi virus.
- Pertukaran data gampang disadap.
- Penggunaan baterai relative lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
penggunaan standar, sehingga menyebabkan baterai cepat lemah atau habis
(mempersingkat daya tahan baterai) dan menyebabkan panas.
- Bentuk Wireless enkripsi standar yang paling terkemuka. Wired
Equivalent Privacy atau di persingkat WEP, telah menunjukkan fakta bahwa
ia dapat di hancurkan (dikacaukan sinyal atau frekuensinya) meskipun
telah di konfirmasikan secara benar.
- Jaringan Wi-Fi bisa di monitor dan di gunakan untuk membaca dan
menduplikasikan data (termasuk di dalamnya data-data pribadi) yang
disalurkan melalui jaringan ketika tidak ada akses tertutup, seperti
VPN. Jika tembok batas akses Wi-Fi tidak terproteksi secara kuat untuk
sebatas pada pemakai intern, maka network Wi-Fi bisa di akses bebas
ber-internet.
Kesimpulan dan penutup
Penggunaan teknologi jaringan berbasis wireless merupakan pilihan
yang tepat saat ini. Hal ini disebabkan mulai bergesernya perilaku
perusahaan dalam menjalankan bisnis mereka. Dengan portabilitas dan
kompatibiltas yang di tawarkan oleh teknologi wireless tentunya
merupakan pilihan yang sangat menarik. Namun di balik itu harus di
pertimbangkan juga teknologi wireless apa yang tepat untuk di terapkan
di perusahaan sehingga dapat benar-benar membantu bisnis perusahaan
tersebut. Hal ini dapat di lihat dari perbedaan dari masing-masing
standar wireless yang tersedia saat ini (802.11, 802.11a, 802.11b,
802.11g). Dilihat dari sisi keamanan, tentunya 802.11b sedikit lebih
baik karena dapat menerapkan metode enkripsi dengan menggunakan protokol
WEP di dalam jaringan tersebut. Kalau dilihat dari sisi tidak adanya
gangguan/ noise tentunya teknologi 802.11a lebih unggul karena standar
ini hanya menggunakan frekuensi 5 GHz dimana frekuensi ini tidak banyak
digunakan oleh perangkat-perangkat berbasis wirelees lainnya. Sehingga
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diatas , maka standar 802.11g
muncul untuk menjembatani kelemahan pada standar 802.11a dan 802.11b.
Daftar Pustaka :
-
http://p3m.amikom.ac.id/p3m/60%20-
- 20TEKNOLOGI%20JARINGAN%20TANPA%20KABEL%20_WIRELESS_.pdf
-
http://www.scribd.com/doc/44625205/Jaringan-Wireless-Adalah-Jaringan-Tanpa-Kabel
-
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/Ponsel.pdf
-
http://jemeinulle.blogspot.com/2010/11/pengertian-jaringan-wireless-dan.html
-
www.freewebs.com/siskapipin/WIRELESS%20LAN.doc
-
http://blog.ub.ac.id/fauziahmayasari/files/2011/11/TUGAS5_JARKOM-0910680015.pdf
-
http://auliaakbar90.blogspot.com/2010/12/sejarah-dan-kegunaan-teknologi-wireless.html
MIDDLEWARE TELEMATIKA
Dalam dunia teknologi informasi, terminologi middleware adalah
istilah umum dalam pemrograman komputer yang digunakan untuk menyatukan,
sebagai penghubung, ataupun untuk meningkatkan fungsi dari dua buah
progaram/aplikasi yang telah ada.
Perangkat lunak middleware adalah perangkat lunak yang terletak
diantara program aplikasi dan pelayanan-pelayanan yang ada di sistim
operasi. Adapun fungsi dari middleware adalah:
- Menyediakan lingkungan pemrograman aplilasi sederhana yang
menyembunyikan penggunaan secara detail pelayanan-pelayanan yang ada
pada sistem operasi .
- Menyediakan lingkungan pemrograman aplikasi yang umum yang mencakup berbagai komputer dan sistim operasi.
- Mengisi kekurangan yang terdapat antara sistem operasi dengan
aplikasi, seperti dalam hal: networking, security, database, user
interface, dan system administration.
Tujuan utama layanan middleware adalah untuk membantu memecahkan interkoneksi beberapa aplikasi dan masalah interoperabilitas.
Perkembangan middleware dari waktu ke waktu dapat dikatagorikan sebagai berikut:
- On Line Transaction Processing (OLTP), merupakan perkembangan awal
dari koneksi antar remote database. Pertama kali ditemukan tahun 1969
oleh seorang engineer di Ford, kemudian diadopsi oleh IBM hingga kini
dikenal sebagai proses OLTP. DIGITAL ACMS merupakan contoh lainnya yang
sukses pada tahun 70-an dan 80-an. UNIX OLTP lainnya seperti: Encina,
Tuxedo pada era 80-an, serta DIGITAL CICS untuk UNIX yang memperkenalkan
konsep dowsizing ke pasar.
- Remote Procedure Call (RPC), menyediakan fasilitas jaringan secara
transparan. Open Network Computing (ONC) merupakan prototipe pertama
yang diperkenalkan awal tahun 70-an. Sun unggul dalam hal ini dengan
mengeluarkan suatu standar untuk koneksi ke internet. Distributed
Computing Environment (DCE) yang dikeluarkan oleh Open Systems
Foundation (OSF) menyediakan fungsi-fungsi ONC yang cukup kompleks dan
tidak mudah untuk sis administrasinya.
ommon Object Request Broker Architecture (CORBA), merupakan
object-oriented middleware yang menggabungkan fungsi RPC, brokering, dan
inheritance. DIGITAL ObjectBroker merupakan salah satu contohnya.
Database middleware adalah salah satu jenis middleware disamping
message-oriented middleware,
object-oriented middleware, remote procedure call, dan
transaction processing monitor.
Pada prinsipnya, ada tiga tingkatan integrasi sistem komputer yaitu
integrasi jaringan, integrasi data, dan integrasi applikasi. Database
middleware menjawab tantangan integrasi data, sedangkan
midleware-middleware yang lain menjawab tantangan integrasi applikasi
dan jaringan.
Messaging Middleware :
- Menyimpan data dalam suatu antrian message jika mesin tujuan sedang mati atau overloaded
- Mungkin berisi business logic yang merutekan message ke ujuan sebenarnya dan memformat ulang data lebih tepat
- Sama seperti sistem messaging email, kecuali messaging middleware digunakan untuk mengirim data antar aplikasi
Dafar Pustaka :
- http://rezkyaweb.web.id
- dkf.bogor.net/…/n21-software-bab2-industri-software-05-1998.rtf
- http://traycorser.blogspot.com